Laporan
Praktikum Hari, tanggal : Selasa,
08 November 2011
Biokimia
Umum Waktu : 08.00-11.00 WIB
PJP : Waras Nurcholis, M.Si
Asisten : Arena Yogi Pratiwi
Rizki Ayu
Kartini
Esti Sahifah
M.
Iqbal syukur
UJI LIPID
Kelompok I
Indah Setiawati G34100051
Feni Fitriani G34100088
Nofialdi G34100062
DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
Pendahuluan
Lipid atau trigliserida adalah
sekumpulan senyawa di dalam tubuh yang memiliki ciri-ciri yang serupa dengan
malam, gemuk (grease), atau minyak. Trigliserida adalah triester yang terbentuk
dari gliserol dan asam-asam lemak.
Lipid sebagai sekumpulan senyawa dengan struktur dan fungsi yang berbeda
tetapi bersifat sama, yaitu larut dalam pelarut organik atau non polar memiliki
fungsi sebagai penyimpan energi dan transport, struktur membran, penyampai
kimia, kulit pelindung dan komponen dinding sel
Gambar
Struktur Asam Lemak
Trigliserida bersifat
hidrofobik sehingga golongan senyawa ini dapat dipakai tubuh sebagai sarana
yang bermanfaat untuk berbagai keperluan. Misalnya jenis lipid yang dikenal
sebagai trigliserida berfungsi sebagai bahan bakar yang penting. Senyawa ini
sangat efisien untuk dipakai sebagai simpanan bahan penghasil energi karena
terkumpul dalam butir-butir kecil yang hampir-hampir bebas air, membuatnya jauh
lebih ringan daripada timbunan karbohidrat setara yang sarat air. Jenis lipid
yang lain lagi merupakan bahan structural yang penting. Kemampuan lipid jenis
ini untuk saling bergabung menyingkirkan air dan senyawa polar lain
menyebabkannya dapat membentuk membran sehingga memungkinkan adanya berbagai
organisme yang kompleks. Membran tersebut memisahkan satu sel dengan sel yang
lain di dalam jaringan, serta memisahkan berbagai organel di dalam sel menjadi
ruangan-ruangan yang memiliki ciri kimia tertentu sehingga dapat diatur sendiri
(Gilvery & Goldstein 1996).
Lemak berkarakteristik sebagai biomolekul
organik yang tidak larut atau sedikit larut dalam air dan dapat diekstrasi
dengan pelarut non-polar seperti kloroform, eter, benzene, heksana, aseton dan
alkohol panas (Riawan 1990). Menurut struktur kimianya, Lemak terdiri dari : Lemak
Netral (triglyceride), Phospholipida, Lecithine dan Sphyngomyelineb.
Menurut Sumbernya (Bahan Makanannya) : Lemak Hewani dan Lemak Nabatic. Menurut
Konsistennya : Lemak Padat (Lemak atau Gaji) dan Lemak Cair (Minyak). Menurut
wujudnya : Lemak tak terlihat (invisible fat) dan Lemak terlihat (visible
fat). Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh yang menyebabkan
titik cair yang lebih rendah dan berbentuk cair (minyak). Sedangkan lemak
hewani mengandung asam lemak jenuh khususnya mempunyai rantai karbon panjang
yang berbentuk padat (lemak).
Kolesterol atau yang disebut juga dengan
lemak tak jenuh merupakan substansi seperti lilin yang warnanya putih,
kolesterol secara alami sudah ada dalam tubuh kita. Hati adalah yang
memproduksi kolesterol, kolesteorol berfungsi untuk membangun dinding sel dan
juga untuk membuat hormon-hormon tertentu.
Sebenarnya tubuh manusia sudah bisa menghasilkan kolesterol sendiri, namun karena manusia mengkonsumsi makan-makanan yang mengandung lemak sehingga menyebabkan seseorang kadar lemak dalam tubuhnya sangat berlebih.
Sebenarnya tubuh manusia sudah bisa menghasilkan kolesterol sendiri, namun karena manusia mengkonsumsi makan-makanan yang mengandung lemak sehingga menyebabkan seseorang kadar lemak dalam tubuhnya sangat berlebih.
Tujuan
Tujuan percobaan ini adalah mengetahui
kelarutan berbagai macam senyawa lemak pada larutan-larutan organik, menguji
ketengikan pada lemak, menguji ketidakjenuhan pada pada berbagai macam lemak,
menguji adanya akrolein pada lemak, dan menguji kolesterol dengan metode
Salkowski dan Lieberman Buchard.
Metode
Praktikum
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini
adalah sumbat karet, tabung erlenmeyer, bunsen, tabung reaksi, penangas air,
pipet ukur, dan tabung erlenmeyer,. Bahan-bahan
yang digunakan dalam percobaan ini adalah air, minyak kelapa, minyak kelapa
tengik, lemak hewan, mentega, Blue Band (margarine), gliserol, asam streatat, eter,
kloroform, alkohol panas, alkali, asam encer, , KHSO4, pati,
pereaksi Iod Hubl, asam oleat, HCl
pekat, kertas saring, floroglusinol, larutan kolesterol, kloroform anhidrat,
asam asetat anhidrat, dan asam sulfat pekat.
Prosedur Percobaan
Prosedur percobaan untuk uji kelarutan
adalah sebanyak 2 ml pereaksi atau pelarut yakni air dimasukkan ke dalam tabung
reaksi yang bersih. Kemudian bahan percobaan yang akan diuji dibubuhkan dalam
jumlah yang sedikit ke dalam tabung reaksi yang telah berisi pelarut. Setelah
itu, tabung percobaan dikocok keras-keras dan diamati kelarutannya. Bahan
percobaan yang digunakan adalah minyak kelapa, lemak hewan, mentega, margarine,
gliserol, dan asam strearat.
Uji akrolein yakni kristal KHSO4 dimasukkan
kedalam tabung reaksi yang bersih dan kering. Kemudian 3-4 tetes bahan
percobaan diteteskan kedalam tabung reaksi tersebut dan dipanaskan diatas api
yang kecil. Setelah itu asap putih yang ditimbulkan oleh pemenasan tersebut
diperhatikan dan dibandingkan dengan bau SO2 yang terbang dari karbohidrat. Uji ini
dilakukan terhadap minyak kelapa, lemak hewan, gliserol, asam palmitat, asam
stearat, dan pati.
Prosedur percobaan untuk uji ketidakjenuhan
adalah sebanyak 1 ml bahan percobaan dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kemudian
ditambahkan 1 ml klorofom dan dikocok sampai bahan larut. Setelah itu pereaksi
Iod Hulb dimasukkan tetes demi tetes kedalam larutan dan dikocok. Perubahan
yang terjadi diperhatikan. Uji ini dilakukan pada minyak kelapa, minyak kelapa
tengik, lemak hewan, mentega, blue band, asam palmitat, dan asam oleat.
Prosedur percobaan untuk uji ketengikan
adalah 2.5 ml bahan percobaan dimasukkan kedalam erlenmeyer yang bersih dan
kering. Kemudian 2.5 ml HCl pekat ditambahkan kedalam Erlenmeyer. Kedua bahan
dalam Erlenmeyer tersebut dicampukan dengan hati-hati, hingga terbentuk larutan
yang homogen. Setelah itu serbuk CaCO3
dimasukkan kedalam tabung Erlenmeyer, lalu segera ditutup dengan
sumbat karet yang dijepitkan kertas saring dicelupkan kedalam flouroglusinol.
Kertas flouroglusinol tersebut dijepit sehingga kertasnya tergantung. Larutan
tersebut dibiarkan selama 10-20 menit. Setelah selesai perubahan warna yang
terjadi diperhatikan. Larutan tengik apabila terjadi prubahan warna menjadi
merah muda. Uji ketengikan ini dilakukan terhadap minyak kelapa tengik, minyak
kelapa, lemak hewan dan mentega.
Prosedur percobaan untuk uji Salkowski
adalah beberapa milligram kolesterol dilarutkan kedalam 3 ml kloroform anhidrat
pada tabung reaksi yang bersih dan kering. Lalu kedalam tabung reaksi tersebut
ditambahkan asam sulfat pekat dengan volume yang sama. Tabung tersebut dikocok perlahan hingga
terbentuk lapisan cairan yang terpisah. Lapisan cairan tersebut kemudian
diamati warnanya.
Prosedur percobaan pada uji Lieberman
Buchard adalah 10 tetes asam asetat anhidrat dan 2 tetes asam sufata pekat
dimasukkan kedalam larutan-larutan kolesterol dan kloroform dari percobaan
Salkowski. Campuran tersebut kemudian dikocok secara perlahan dan dibiarkan
beberapa menit.
Hasil Percobaan dan Pembahasan
Tabel 1 Hasil uji kelarutan
Sampel
|
Pelarut
|
||||||
Air
|
Eter
|
Kloroform
|
Alkohol Panas
|
Alkohol dingin
|
Alkali
|
Asam encer
|
|
Minyak kelapa
|
-
|
+
|
+
|
+
|
-
|
+
|
+
|
Lemak hewan
|
-
|
+
|
+
|
+
|
-
|
+
|
-
|
Mentega
|
-
|
+
|
+
|
+
|
-
|
+
|
-
|
Margarin
|
-
|
+
|
+
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Gliserol
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
+
|
+
|
Asam stearat
|
-
|
+
|
+
|
+
|
-
|
+
|
-
|
Keterangan
: - tidak larut
+
larut
Gambar
1 Hasil uji kelarutan
(Minyak
kelapa, Lemak hewan, Mentega, Margarin, Gliserol, Asam stearat)
Uji kelarutan lipid hampir semua jenis lipid,
yaitu lemak dan minyak tidak larut dalam pelarut polar seperti air, namun larut
dalam pelarut non polar seperti kloroform, eter, dan benzene (Armstrong 1995). Bahan percobaan tidak larut dalam air,
kecuali gliserol. Hal ini sesuai dengan teori bahwa lemak tidak dapat larut
dalam air. Pada pelarut kloroform, seluruh bahan percobaan larut seluruhnya.
Kloroform merupakan senyawa organik yang dapat melarutkan lemak. Pelarut eter
tidak melarutkan lemak hewan, sedangkan alkohol panas tidak melarutkan
margarine dan gliserol. Alkali dapat melarutkan seluruh bahan percobaan kecuali
pada margarine dan bahan percobaan yang larut dalam asam encer adalah minyak
kelapa dan gliserol. Pada meja kami hanya
menggunakan pelarut air dan hanya gliserol larut dalam pelarut ini. Hal
tersebut karena pada gliserol mempunyai kepala polar berupa gugus -OH yang
dapat berikatan hidrogen dengan molekul air ataupun alkohol. Lemak hewan dan
minyak kelapa tengik dapat terdispersi menjadi misel yang megubah asam-asam
lemak penyusunnya menjadi sabun.
Tabel 2 Hasil uji akrolein
Sampel
|
Asap
putih
|
Bau
|
Minyak kelapa
|
Asap
|
+++
|
Lemak hewan
|
Asap
|
++
|
Gliserol
|
Asap
|
+++
|
Asam stearat
|
Asap
|
+++
|
Pati
|
Tidak
ada asap
|
-
|
Keterangan
: +++ : Sangat menyengat
++
: Menyengat
+ : Sedikit menyengat
- : Tidak menyengat
Gambar
2. Uji Akrolein
Hasil uji
akrolein, gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat dalam lemak/minyak
akan mengalami dehidrasi membentuk aldehid akrilat atau akrolein. Senyawa
pendehidrasi dalam uji ini adalah KHSO4 yang menarik molekul air dari gliserol.
Hasil uji akrolein menunjukkan bahwa semua bahan yang diuji memberikan bau yang
tajam kecuali pada pati hal ini diidentifikasi oleh sebagai bau akrolein. Pada
teorinya, hanya gliserol dalam bentuk bebas atau yang terikat berupa senyawa
yang akan membentuk akrolein, sedangkan asam-asam lemak tidak (Anwar 1994).
Tabel 3 Hasil uji ketidakjenuhan
Sampel
|
Kloroform
|
Iod
Hubl
|
Minyak kelapa tengik
|
kuning
|
Kuning
bening
|
Mentega
|
kuning kental
|
merah
|
Minyak kelapa
|
kuning terang
|
kuning terang
|
Lemak hewan
|
putih
|
putih
|
Margarin
|
kuning
|
Putih
keruh
|
Asam oleat
|
Kuning
bening
|
Kuning
bening
|
(Sebelum penambahan kloroform)
(Setelah
penambahan iod)
Gambar
3 Hasil uji ketidakjenuhan
(Minyak
kelapa tengik, Mentega, Minyak kelapa, Lemak hewan, Margarin, Oleat)
Trigliserida yang mengandung asam lemak yang
mempunyai ikatan rangkap dapat diadisi oleh golongan halogen. Pada uji
ketidakjenuhan, pereaksi iod huble akan mengoksidasi asam lemak yang mempunyai
ikatan rangkap pada molekulnya menjadi berikatan tunggal. Warna merah muda yang
hilang selama reaksi menunjukkan bahwa asam lemak tak jenuh telah mereduksi
pereaksi iod huble. Dari hasil uji ketidakjenuhan, asam oleat menunjukkan hasil
negatif, yaitu bahwa ia mempunya ikatan rangkap pada molekulnya, sedangkan
bahan lain yang diujikan menunjukkan hasil positif, yaitu tidak adanya ikatan
rangkap pada molekulnya.
Tabel 4 Hasil uji ketengikan
Sampel
|
HCl
pekat
|
CaCO3
+ Kertas flouroglusinol
|
Minyak kelapa tengik
|
Warna
larutan putih
|
-
|
Minyak kelapa
|
Warna
larutan putih
|
-
|
Mentega
|
Warna
larutan putih
|
-
|
Lemak hewan
|
Warna
larutan putih
|
-
|
Gambar 4 Hasil uji ketengikan
(Minyak
kelapa tengik, Minyak kelapa, Mentega, Lemak hewan)
Ketengikan pada kebanyakan lemak atau minyak
menunjukkan bahwa kebanyakan golongan trigliserida tersebut telah teroksidasi
oleh oksigen dalam udara bebas. Pada uji ketengikan, warna merah muda
menunjukkan bahwa bahan tersebut tengik. Warna merah muda dihasilkan dari
reaksi antara floroglusinol dengan molekul oksigen yang mengoksidasi
lemak/minyak tersebut. Hasil percobaan menunjukkan, dari semua bahan yang diuji
tidak tengik seharusnya pada minyak kelapa tengik menghasilkan warna lauratan
yang merah muda dan terdapat bercak dikertas floroglusinol. Penyebab kesalahan
ini karena pengaruh keterlambatan penyumbatan saat bahan percoban diberi HCl
dan serbuk CaCO3 sehingga identifikasi warna merah muda tidak dapat
dilihat terutama pada minyak kelapa tengik.
Tabel 5 Hasil uji kolesterol
Sampel
|
Salkowski
|
Lieberman-Buchard
|
Kolesterol 5%
|
+
|
+
|
Gambar 5 Hasil uji kolesterol
(Salkowski,
Lieberman-Buchard)
Uji
salkowski dan lieberman-buchard digunakan untuk mengidentifikasi adanya
kolesterol. Pada uji salkowski, terbentuk cincin coklat yang menunjukkan
terjadinya reaksi antara kolesterol dengan asam sulfat pekat. Warna hijau pada
uji lieberman-buchard menunjukkan reaksi antara kolesterol dengan asam asetat
anhidrat
Asam lemak
jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal pada rantai
hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig-zig yang dapat cocok satu
sama lain, sehingga gaya tarik vanderwalls tinggi, sehingga biasanya berwujud
padat. Sedangkan asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung satu
ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya (Gilvery & Goldstein 1996). Trigliserida
tak jenuh ganda (poliunsaturat) cenderung berbentuk minyak. Asam lemak jenuh
bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi) daripada asam lemak tak jenuh.
Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan oksigen (mudah
teroksidasi).
Uji akrolein KHSO4 berfungsi menarik molekul
air dari gliserol. Dalam uji ketidakjenuhan digunakan untuk mengetahui asam
lemak yang diuji apakah termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan
menggunakan pereaksi Iod Hubl (Riawan 1990). Iod Hubl ini digunakan sebagai
indikator perubahan. Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan
timbulnya warna merah ketika Iod Hubl diteteskan ke asam lemak, lalu warna
kembali lagi ke warna awal kuning bening. Warna merah yang kembali pudar
menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam
lemak. Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna
merah ketika iod Hubl diteteskan ke asam lemak, lalu warna kembali lagi ke
warna awal kuning bening. Warna merah yang kembali pudar menandakan bahwa
terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak. Reaksi
positif ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna merah ketika
iod Hubl diteteskan ke asam lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning
bening. Warna merah yang kembali pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan
rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak.
Uji
ketengikan minyak dicampurkan dengan HCl. Selanjutnya, sebuah kertas saring
dicelupkan ke larutan floroglusinol. Floroglusinol ini berfungsi sebagai
penampak bercak. HCl yang ditambahkan akan menyumbangkan ion-ion hidrogennya
yang dapat memecah unsur lemak sehingga terbentuk lemak radikal bebas dan
hidrogen radikal bebas. Kedua bentuk radikal ini bersifat sangat reaktif dan
pada tahap akhir oksidasi akan dihasilkan peroksida (Kristian 2003). Perekasi Lebermann-Burchard merupakan campuran
antara asam setat anhidrat dan asam sulfat pekat. Alasan digunakannya asam
asetat anhidrat adalah untuk membentuk turunan asetil dari steroid yang akan
membentuk turunan asetil didalam kloroform (Lehninger 1988).
Kesimpulan
Lemak
merupakan senyawa yang dapat larut dalam larutan organik tetapi tidak dapat
larut dalam air. Gliserol yang terdehidrasi akan membentuk aldehid akrilat atau
akrolein. Lemak yang memiliki ikatan rangkap merupakan lemak tak jenuh yang
bentuknya cair pada suhu ruangan. Lemak tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap
mudah teroksidasi sehingga menimbulkan ketengikan. Pengujian kolesterol dapat
dilakukan dengan menggunakan uji Salkowski dan uji Lieberman Buchard.
Daftar Pustaka
Anwar, Chairil. 1994. Pengantar
Praktikum Kimia Organik. Yogyakarta: Depdikbud
Dirjen Pendidikan Tinggi.
Armstrong, Frank B. 1995. Buku Ajar Biokimia. Edisi
ketiga. EGC: Jakarta
Gilvery dan Goldstein. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional. Edisi 3. Airlangga University Press: Surabaya
Kristian. 2003. Kimia Organik I JICA. Malang: Universitas Negeri Malang. Lehninger A. 1988. Dasar-dasar Biokimia. Terjemahan Maggy Thenawidjaya. Erlangga: Jakarta
Gilvery dan Goldstein. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional. Edisi 3. Airlangga University Press: Surabaya
Kristian. 2003. Kimia Organik I JICA. Malang: Universitas Negeri Malang. Lehninger A. 1988. Dasar-dasar Biokimia. Terjemahan Maggy Thenawidjaya. Erlangga: Jakarta
Riawan S. 1990. Kimia Organik. Edisi 1. Binarupa
Aksara: Jakarta.